Tips Menulis Versi Dewi Lestari


Novelis Dee Lestari sedang mengisi acara Thalkshow literasi yang di
dampingi oleh moderator Prita Hendriana di gedung serba guna BI Jember
        

Nama Dee Lestari tentu tidak asing lagi bagi khalangan masyarakat Indoneisa, Dee Lestari yang bernama lengkap Dewi Lestari Simangunsong atau akrab dipanggil Dee adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi (RSD). Dee Lestari menjadi penulis terkenal sejak novel pertamanya yang sensasional, Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, dirilis pada 2001.

Kebetulan, Dee Lestari hadir di jember dalam kegiatan "Literasi Untuk Semua" yang di gelar oleh Perpustakaan Bank Indonesia Jember, sabtu (14/9).

Di awal talkshow Dee mengatakan bahwa, ia masih baru pertama kali mengunjungi kota Jember, itu pun karena di undang oleh Bank Indonesia Jember.

Kegiatan ini berlangsung di gedung serba guna (GSG) Bank Indonesia Jember dengan peserta 200 lebih dari khalangan mahasiswa.

Seperti biasa, Dee tampil penuh kharisma dan menawan hati para audience. Nilai plus yang tidak pernah lepas dari Dee adalah meski statusnya sebagai penulis best seller, singer dan seleb, Dee selalu tampil memukau dengan berdandan secukupnya namun tetap cantik.

Talkshow yang dipandu moderator asli Jember ini berlangsung dengan akrab dan informatif, ia pandai mengoreki ilmu tentang dunia kepenulisan melalui pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada Dee.

"Dalam menulis mulailah dari yang tidak di sukai terlebih dahulu, yang membuat diri itu resah dan terheran-heran.  Tulislah apa yang menggelitik pikiran dengan begitu kita akan mempunyai passion dan tulis apa yang ingin kalian baca, itu akan jadi pembeda tulisanmu dengan karya-karya yang lainnya, sebab tolak ukurnya ada disitu", ujar Dee saat Thalkshow berlangsung.

Untuk mencapai hal itu perlu adanya dorongan untuk membaca. "Menulis juga butuh referensi, Pilihlah buku-buku yang kamu cintai dulu, ketika kamu sudah mencintai buku itu kamu akan nyaman dalam membaca, agar tujuan menambah konsisten dalam menulis semakin tinggi", sambungnya.

Waktu yang bagus dalam menulis di pagi hari, disamping otak masih encer juga lebih leluasa untuk berkreasi.

Lanjut Dee, dalam menulis memang membutuhkan kesabaran, ketabahan, dan ketekukan akan tetapi jangan khawatir pasti akan berbuah kesuksesan.

"Membaca itu seperti seperti menarik nafas dan menulis itu seperti menghembuskan nafas, dalam artian tariklah nafasmu dengan membaca buku dan hembuskan dalam bentuk karya, kebanyakan orang hanya berangan-angan jadi penulis tapi tidak di aplikasikan dalam bentuk nyata, maka dari itu harus ada tindakan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan", pungkasnya sekaligus mengakhiri acara Thalkshow.



Wartawan  : Muhammad Nurul Yaqin
Fotografer : Istimewa
Editor         : Nurul Yaqin

Komentar